Keanekaragaman vegetasi di kawasan hutan mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

Penulis

  • Aisyah Fajar Kartika Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman
  • Nabela Fikriyya Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman
  • Rizmoon Nurul Zulkarnaen Research Center of Applied Botany, National Research and Innovation Agency, Cibinong, West Java, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.70158/buitenzorg.v1i2.8

Abstrak

Hutan mangrove sangat penting bagi perlindungan pesisir, keanekaragaman hayati, dan mata pencaharian masyarakat setempat, tetapi menghadapi ancaman yang signifikan seperti erosi, perubahan tata guna lahan, sedimentasi, dan pencemaran limbah. Penelitian ini mengkaji keanekaragaman, dominasi, dan kemerataan ekosistem mangrove di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, yang merupakan kawasan yang terkena dampak abrasi pantai. Penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2023 ini menggunakan purposive sampling dengan transek kuadran di empat stasiun. Tiga ukuran plot (10 m × 10 m, 5 m × 5 m, dan 2 m × 2 m) digunakan untuk menganalisis berbagai tahap pertumbuhan mangrove (pohon, pancang, dan semai). Indeks keanekaragaman mangrove berkisar antara 0 hingga 1,232, dengan nilai tertinggi diamati pada tahap pohon (1,232) dan terendah pada tahap semai (0). Spesies Avicennia alba menunjukkan dominasi tertinggi di semua tahap. Indeks kemerataan bervariasi antara 0 dan 0,95209, yang menunjukkan kemerataan tinggi pada pohon dan pohon muda, sedangkan tahap semai menunjukkan kemerataan rendah. Parameter kualitas air ditemukan mendukung pertumbuhan mangrove. Parameter tersebut meliputi suhu (28,8–30,5°C), salinitas (25–30 ppt), pH (5,90–6,21), dan oksigen terlarut (5,5–14,9 mg/l). Hasil tersebut menyoroti variasi dalam keanekaragaman dan kemerataan di seluruh tahap pertumbuhan ekosistem mangrove. Temuan tersebut memberikan wawasan berharga tentang keadaan mangrove saat ini di daerah tersebut dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk pemantauan berkelanjutan dan pengelolaan berkelanjutan untuk memulihkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Mojo.

 

Kata kunci: keanekaragaman vegetasi mangrove, Desa Mojo, Ulujami

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Adeleke, R., Nwangburuka, C., & Oboirien, B. (2016). Origins, roles, and fate of organic acids in soils: A review. South African Journal of Botany, 108, 393–406. https://doi.org/10.1016/j.sajb.2016.09.002

Aksornkoae, S. (1993). Ecology and Management of Mangroves. Bangkok, Thailand: IUCN. https://portals.iucn.org/library/sites/library/files/documents/WTL-024.pdf

Alwi, D., Koroy, K., & Laba, E. (2019). Struktur komunitas ekosistem mangrove di desa Daruba Pantai kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 5(4), 33–46. https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/130

Chandra, I. A., Seca, G., & Hena, A. M. K. (2011). Aboveground biomass production of Rhizophora apiculata Blume in Sarawak mangrove forest. Agricultural and Biological Sciences, 6(4), 469–474. https://doi.org/10.3844/ajabssp.2011.469.474

Darmayani, S., Juniatmoko, R., Martiansyah, I., Puspaningrum, D., Zulkarnaen, R. N., Nugroho, E. D., Pulungan, N. A., Aldyza, N., Rohman, A., Nursia, N., Hariri, M. R., & Wattimena, C. M. A. (2022). Dasar-dasar Konservasi. Bandung, Indonesia. Bandung, Indonesia. Widina Media Utama.

Fikriyya, N., Silalahi, M., Zukarnaen, R. N., Nisyawati, N., Helmanto, H., & Putri, A. K. (2024). Struktur komunitas satuan lanskap di lereng Gunung Slamet Jawa Tengah. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 9(2), 132–144. https://doi.org/10.24002/biota.v9i2.6639

Kementerian Lingkungan Hidup (2004). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove. Jakarta.

Krebs, C. J. (1989). Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. New York, USA: Harper & Row.

Li, Z., Jiang, X., Wang, J., Meng, X., Heino, J., & Xie, Z. (2019). Multiple facets of stream macroinvertebrate alpha diversity are driven by different ecological factors across an extensive altitudinal gradient. Ecology and Evolution, 9(3), 1306–1322. https://doi.org/10.1002/ece3.4841

MacNae, W. (1968). A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and forests in the Indo-West Pacific region. Advances in Marine Biology, 6, 73–270. https://doi.org/10.1016/S0065-2881(08)60438-1

Magurran, A. E. (2004). Measuring Biological Diversity. New Jersey, USA: John Wiley & Sons.

Martuti, N. K. T. (2013). Keanekaragaman mangrove di wilayah Tapak, Tugurejo, Semarang. Jurnal MIPA, 36(2), 123–130. https://doi.org/10.15294/ijmns.v36i2.2971

Muali (2020). Strategi pengelolaan hutan mangrove di desa Mojo kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, 21(1), 35–47. https://doi.org/10.33830/jmst.v21i1.778.2020

Mutia, S., & Rahdriawan, M. (2014). Konsep pengembangan ekowisata hutan mangrove desa Mojo, kecamatan Ulujami, kabupaten Pemalang. Jurnal Teknik PWK, 3(4), 748–766. https://doi.org/10.14710/tpwk.2014.6733

Odum, E. P. (1993). Dasar-Dasar Ekologi. 3rd ed. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada University Press.

Renta, P. P., Pribadi, R., Zainuri, M., & Utami, M. A. F. (2016). Struktur komunitas mangrove di desa Mojo kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Jurnal Enggano, 1(2), 1–10. https://doi.org/10.31186/jenggano.1.2.1-10

Rodtassana, C., & Poungparn, S. (2012). Quantitative analysis of the root system of Avicennia alba based on the pipe model theory. Science Asia, 38, 414–421. https://doi.org/10.2306/scienceasia1513-1874.2012.38.414

Setyawan, A., Indrowuryatno, D., Wiryanto, W., Winarno, K., & Susilowati, A. (2005). Tumbuhan mangrove di pesisir Jawa Tengah: 1. Keanekaragaman jenis. Biodiversitas: Journal of Biological Diversity, 6(2), 90–94. https://doi.org/10.13057/biodiv/d060204

Shannon, C. E. and Wiener W. (1963). The Mathematical Theory of Communication. Univ. Illinois. Urbana.

Sidik, F., Supriyanto, B., Krisnawati, H., & Muttaqin, M. Z. (2018). Mangrove conservation for climate change mitigation in Indonesia. Wiley Interdisciplinary Reviews: Climate Change, 9(5), 1–9. https://doi.org/10.1002/wcc.529

Suheriyanto, D. (2008). Ekologi Serangga. Jakarta, Indonesia: UIN Press.

Suresh, A. N., Jinsoon, P., & Khim, J. S. (2021). Optimizing mangrove conservation efforts with improved understanding of phytosociology-ecology synergy in sri lanka. Journal of Marine and Island Cultures, 10(2), 58–75. https://doi.org/10.21463/jmic.2021.10.2.04

Suwondo, E., Febrita, & Sumanti, F. (2006). Struktur komunitas gastropoda di hutan mangrove di Pulau Sipora. Jurnal Biogenesis, 2(1), 25–29.

Wahyuningsih, E., Faridah, E., Budiadi, & Syahbudin, A. (2019). Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan pada habitat ketak (Lygodium circinatum (Burm. [Sw.]) di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Hutan Tropis, 7(1), 2337–7992. http://dx.doi.org/10.20527/jht.v7i1.7285

Diterbitkan

2024-12-30

Cara Mengutip

Fajar Kartika, A., Fikriyya, N., & Nurul Zulkarnaen, R. (2024). Keanekaragaman vegetasi di kawasan hutan mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Buitenzorg: Journal of Tropical Science, 1(2), 1–9. https://doi.org/10.70158/buitenzorg.v1i2.8