Karakterisasi Morfologi dan Optimasi Kultur In Vitro Aksesi Ubi Jalar Daging Ungu (Ipomoea batatas L. Poiret)

Penulis

  • Muhamad Sabda Research Center for Food Crops, National Research and Innovation Agency (BRIN), Cibinong, Bogor, West Java, Indonesia
  • Clarencia Margareth Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada

DOI:

https://doi.org/10.70158/buitenzorg.v2i1.15

Abstrak

Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poiret) merupakan tanaman pangan fungsional yang dikenal karena kandungan antosianin dan nilai gizinya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi sifat morfologi organ batang dan daun dari tujuh aksesi ubi jalar ungu dan untuk mengevaluasi efektivitas teknik kultur in vitro untuk konservasinya. Sifat morfologi dinilai menggunakan sistem penilaian standar dan dianalisis menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA) dan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan variasi yang signifikan antar aksesi, dengan Ungu Lonjong tampak berbeda secara genetik, sedangkan Ayamurasaki, KT Lampa, dan Lokal NTT menunjukkan kesamaan yang tinggi. Analisis kultur in vitro melibatkan sterilisasi dan budidaya eksplan pada media Murashige dan Skoog (MS) dan media pertumbuhan minimal. Tingkat keberhasilan sterilisasi tertinggi diamati pada Ungu Lonjong (78,3%), sedangkan Lokal NTT menunjukkan kontaminasi tertinggi. Penelitian ini menunjukkan potensi menggabungkan data morfologi dan kultur jaringan untuk karakterisasi, konservasi, dan pemuliaan plasma nutfah ubi jalar ungu yang efektif di masa mendatang.


Kata kunci: Ipomoea batatas, konservasi plasma nutfah, karakterisasi morfologi, kultur jaringan

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Abubakar, A. S., Yahaya, S. U., Shaibu, A. S., Ibrahim, H., Ibrahim, A. K., Lawan, Z. M., & Isa, A. M. (2018). In vitro propagation of sweet potato (Ipomoea batatas (L.) Lam.) cultivars. Agricultural Science Digest, 38(1), 17–21. https://doi.org/10.18805/ag.D-128

Balitkabi (2021). Potensi ubi jalar ungu sebagai pangan fungsional. Retrieved from https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/potensi-ubijalar-ungu- sebagai-pangan-fungsional

Dewi, N., Dewi, I. S., & Rootika, I. (2014). Pemanfaatan teknik kultur in vitro untuk konservasi plasma nutfah ubi-ubian. Jurnal AgroBiogen, 10(1), 34–44.

Dewi, R., & Sutrisno, H. (2014). Karakter agronomi dan daya hasil tiga klon ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) di lahan masam Lampung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 14(1), 15–21.

Evgenidis, G., Traka-Mavrona, E., & Koutsika-Sotiriou, M. (2011). Principal component and cluster analysis as a tool in the assessment of tomato hybrids and cultivars. International Journal of Agronomy, 2011, 697879. https://doi.org/10.1155/2011/697879

Fitriani, Y., Wijana, G., & Darmawati, I. A. P. (2019). Teknik sterilisasi dan efektivitas 2,4-D terhadap pembentukan kalus eksplan daun nilam (Pogostemon cablin Benth) in vitro. Jurnal Agriculture Science and Biotechnology, 8(1), 41–52.

Ginting, E., Utomo, J. S., Yulifianti, R., & Jusuf, M. (2011). Potensi ubi jalar ungu sebagai pangan fungsional. Iptek Tanaman Pangan, 6(1), 118–136.

Govindaraj, M., Vetriventhan, M., & Srinivasan, M. (2015). Importance of genetic diversity assessment in crop plants and its recent advances: an overview of its analytical perspectives. Genetic Research International, 2015, 431487. https://doi.org/10.1155/2015/431487.

Hetharie, H., Raharjo, S. H. T., & Jambormias, E. (2018). Pengelompokan klon-klon ubi jalar berdasarkan analisis gerombol, komponen utama dan biplot dari karakter morfologi. Jurnal Agronomi Indonesia, 46(3), 276–282.

Ishaq, I., Yulyatin, A., & Supriyadi, H. (2019). Karakter penciri keragaman sumber daya genetik ubi jalar Jawa Barat. Buletin Plasma Nutfah, 25(2), 107–112.

Janmohammadi, M., Movahedi, Z., & Sabaghnia, N. (2014). Multivariate statistical analysis of some traits of bread wheat for breeding under rainfed conditions. Journal of Agricultural Sciences, 59(1), 1–14. https://doi.org/10.2298/JAS1401001J

Nair, A. G. H., Vidya, P., Ambu, V., Sreekumar, J., & Mohan, C. (2017). Genetic diversity studies in cultivated sweet potato (Ipomoea batatas [L.] Lam) revealed by simple sequence repeat markers. International Journal of Advanced Biotechnology Research, 7(1), 33–48.

Prayudha, H. N., Noerizzki, A. M., Maulana, H., Ustari, D., Rostini, N., & Kurniawan, A. (2019). Keragaman genetik klon ubi jalar ungu berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Buletin Palawija, 17(2), 94–101.

Rosadi, D., Sufiat, S., & Hamid, Y. H. (2020). Daya terima konsumen terhadap cita rasa rangginang ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.). Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 5(3), 78–84.

Rosidah (2014). Potensi ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan. TEKNOBUGA, 1(1), 44–52.

Sabda, M. (2018). Keragaman umur simpan 100 aksesi ubi jalar pada konservasi in vitro. Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua Tahun 2017. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Wadl, P. A., Olukolu, B. A., Branham, S. E., Jarret, R. L., Yencho, G. C., & Jackson, D. M. (2018). Genetic diversity and population structure of the USDA sweetpotato (Ipomoea batatas) germplasm collection using GBSpoly. Frontiers in Plant Science, 9, 1–13. https://doi.org/10.3389/fpls.2018.01166

Winayu, A. K. (2020). Analisa kadar karbohidrat pada ubi jalar (Ipomoea batatas L.) kuning dan ungu sebagai alternatif makanan bagi penderita diabetes mellitus (Studi di Pasar Legi Kabupaten Jombang). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika, Jombang. Retrieved from https://repository.itskesicme.ac.id/id/eprint/3987/3/1_KTI_AnindyaKusumaWinayu.pdf

Ziraluo, Y. P. B. (2021). Metode perbanyakan tanaman ubi jalar ungu (Ipomoea batatas Poiret) dengan teknik kultur jaringan atau stek planlet. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(3), 1037–1046.

Diterbitkan

2025-06-26

Cara Mengutip

Sabda, M., & Margareth, C. . (2025). Karakterisasi Morfologi dan Optimasi Kultur In Vitro Aksesi Ubi Jalar Daging Ungu (Ipomoea batatas L. Poiret). Buitenzorg: Journal of Tropical Science, 2(1), 48–56. https://doi.org/10.70158/buitenzorg.v2i1.15